Makalah Manajemen Logistik

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga  dapat menyelesaikan makalah Manajemen Logistik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami  dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


Yogyakarta, 15 Juli  2017


    Penulis


DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................................       i
DAFTAR ISI...................................................................................................................       ii

BAB I PEMBAHASAN.................................................................................................       1
A.    Latar Belakang.........................................................................................................       1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................................       2
C.     Tujuan.......................................................................................................................       2
BAB II ISI.....................................................................................................................       3
A.    Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo.....................................................       3
B.     Landasan Teori.........................................................................................................       5
C.     Hasil Kegiatan..........................................................................................................       9
BAB III PENUTUP......................................................................................................       13
A.    Kesimpulan...............................................................................................................       13
B.     Saran.........................................................................................................................       15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................       16




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Obat merupakan komponen esensial dari pelayanan kesehatan oleh sebab itu diperlukan suatu sistem manajemen yang baik dan berkesinambungan. Dalam pelayanan kesehatan obat merupakan salah satu alat yang tidak dapat tergantikan. Dengan demikian penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan publik maupun swasta, karena kekurangan obat di sarana kesehatan dapat berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi kesehatan, serta dapat menurunkan semangat kerja staf pelayanan kesehatan.
Proses pengelolaan obat terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pengadaan, penyimpanan, tahap distribusi dan tahap penggunaan (Quick et al., 1997). Pengadaan obat adalah salah satu aspek penting dan menentukan dalam pengelolaan obat. Tujuan pengadaan obat adalah tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat yang diperlukan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perencanaan yang merupakan salah satu fungsi dari pengelolaan obat harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga obat yang telah direncanakan sesuai dengan kebutuhan, tepat sasaran dan tepat guna. Untuk mendukung hal ini, perencanaan obat secara terpadu antara obat untuk pelayanan kesehatan dasar dengan obat program merupakan langkah yang harus dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam perencanaan dan pengadaan obat di sektor publik.
Gudang obat dinas kesehatan adalah tempat terjadinya serangkaian kegiatan fungsi-fungsi logistik meliputi perencanaan / pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, pendistribusian, penggunaan dan pengendalian obat (Depkes RI, 2005), Kegiatan-kegiatan pengelolaan obat yang baik dan benar perlu dilakukan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, karena keberadaan gudang dinas kesehatan ini sangat berkaitan dengan kegiatan program pelayanan kesehatan yang lain. Ketersediaan obat dalam kuantitas dan kualitas yang memadai akan memperlancar kelangsungan dan kesinambungan aktivitas unit kerja lain yang terkait.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan bagaiman manajemen logistik di gudang obat Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo.

C.    Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Logistik, selain itu juga memberi wawasan dan pengetahuan baru bagi kami agar kami mengetahui bagaimana manajemen logistik di gudang obat Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo.





BAB II
ISI

A.    Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
1.      Sejarah
Pada masa sebelum kemerdekaan Lokasi Dinas Kesehatan yang ada saat ini, telah berfungsi sebagai tempat kegiatan pelayanan kesehatan. Hal ini atas dasar cerita dari salah satu pensiunan kesehatan Bapak Sukri. Beliau menceritakan bahwa ketika sakit diwaktu kecil pernah diajak bapaknya untuk periksa kesehatan dengan jalan digendong yang kala itu kira-kira berumur 4 tahun ke Rumah Sakit yang bertempat di Kantor Dinas Kesehatan yang ada saat ini di Jalan Suparman Nomor 1 Wates. Jika Pak Sukri lahir pada tahun 1938, itu artinya pada tahun 1942 bangunan Kantor Dinas Kesehatan yang kala itu berfungsi sebagai balai pengobatan / klinik sudah ada.Pada lokasi kantor Dinas Kesehatan yang menempati lahan dengan sebutan Zending ini pernah ditempati secara bersamaan. Kesehatan berlokasi pada bagian selatan (Seksi P2M saat ini), kantor BP4 atau masyarakat biasa menyebut dengan Samalow bertempat pada sebelah baratnya serta rumah sakit pada sebelah utara. Pada tahun 1975 yang kala itu dibawah kepemimpinan dr. Sularno kantor Dinas Kesehatan dipindah ke komplek Pemda, sedangkan BP4 dipindah pada Rumah Dinas Wakil Bupati sekarang.
Dalam perkembangannya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates membangun pada lokasi yang baru/lokasi saat ini di Jalan Tentara Pelajar dan pindah pada tahun 1982, pada tahun yang sama Dinas Kesehatan pindah ke Lokasi sekarang Jalan Suparman nomor 1 Wates sampai dengan sekarang.
Sebutan Dinas Kesehatan  dulunya pernah dengan sebutan Dokabu (Dokter Kabupaten), setelah itu DKR (Dinas Kesehatan Rakyat) dan saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten. Dinas Kesehatan saat ini merupakan gabungan organisasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten dengan Kantor Departemen (Kandep) Kesehatan Kabupaten pada tahun 2001. Sedangkan Kandep Kesehatan sendiri mulai berdiri pada tahun 1984 berlokasi di Dinas Kesehatan unit II sekarang.
Adapun Kepala Dinas Kesehatan yang pernah memimpin antara lain:
a.       Dr. Mulyo Taruno tahun 1956 – 1969
b.      Dr. Sudiasih tahun 1969 - 1971, dirangkap dengan Dinas Kesehatan Bantul. Pembaca jangan keliru, dr. Sudiasih ini berjenis kelamin laki-laki.
c.       Dr. Sularno tahun 1971 - 1981.
d.      Dr. R. Susilo tahun 1982 - 1993. Bersamaan dengan berdirinya Kandepkes

Kabupaten Kulon Progo pada tahun 1984, Kepala Kandep pertama dijabat oleh dr. R. Soesilo sekaligus merangkap sebagai PLT. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten. Selanjutnya menjabat sebagai Sekda sampai dengan pensiun.
a.       Dr. Edijatno tahun 1993, sebagai PLT kepala Dinas Kesehatan Kabupaten yang kala itu sebagai Direktur RSUD Wates.
b.      Dr. Choirul Anwar tahun 1993 - 1999, selanjutnya menjabat sebagai Direktur RSUD Wirosaban dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sampai dengan pensiun tahun 2011.
c.       Dr. Heru Waluyo tahun 1999 - 2004 (sampai dengan pensiun).
d.      Drs. Darto tahun 2004, sebagai PLT kepala Dinas Kesehatan Kabupaten yang kala itu sebagai Asisten Sekda Kabupaten Kulon Progo.
e.       Dr. Lestaryono, M.Kes. tahun 2005 - 2012, selanjutnya menjabat sebagai Staf Ahli Bupati Bidang Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Masyarakat.
f.       Dr. Bambang Haryatno, M.Kes. tahun 2012 sampai dengan sekarang.
2.      Visi dan Misi
a.       Visi
”Menjadi institusi yang professional untuk mewujudkan masyarakat Kulon Progo sehat dan mandiri”
b.      Misi
1)      Mengembangkan sistem manajemen dan regulasi kesehatan.
2)      Meningkatkan upaya pemberantasan penyakit surveilans dan penyehatan lingkungan.
3)      Meningkatkan pelayanan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
4)      Meningkatkan pelayanan medik dasar dan rujukan yang merata, bermutu dan terjangkau.

B.     Landasan Teori
1.      Pengertian Manajemen Logistik
Manajemen logistik merupakan pengelolaan proses perencanaan ( planning ), pelaksanaan ( implementing ) dan pengendalian ( controlling ) yang efisien dan efektif dari aliran / pemindahan ( flow / movement ) dan penyimpanan (storage) bahan baku ( raw materials ), in-process inventory, finished goods serta aliran informasi mulai dari titik awal darimana bahan baku didatangkan sampai titik akhir konsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kegiatan logistik adalah pengembangan operasi yang terpadu dari kegiatan pengadaan atau pengumpulan bahan, pengangkutan atau transportasi dari pengumpulan bahan tersebut, kemudian penyimpanan bahan yang baru dating maupun untuk kebutuhan yang akan dating.  (PPT Manajemen Logistik, Ary Subiyantoro).


1.      Pengertian Manajemen Gudang
Manajemen gudang adalah suatu tatanan untuk mengelola pergudangan dan pendistribusian barang-barang agar barang tersimpan tetap dalam keadaan baik dan didistribusikan kepada para peminta pada waktu, spesifikasi dan jumlah yang tepat. (PPT Manajemen Logistik, Ary Subiyantoro).
2.      Fungsi Dasar Manajemen Gudang
a.       Menerima barang.
b.      Melakukan pemeriksaan kebenaran barang yang diterima, kesesuaian dengan pesanan dan pemeriksaan spesifikasi barang (pemeriksaan kualitas barang).
c.       Pengepakan ulang.
d.      Menempatkan barang yang baru datang di rak atau lokasi penempatan barang.
e.       Menyimpan dan menjaga barang hingga diperlukan.
f.       Mengambil barang dari rak penempatan sesuai dengan permintaan yang dterima.
g.      Mengepak barang di dalam box untuk kemudahan dalam material handlingnya.
h.      Melakukan pengecekan kebenaran dan kelengkapan pesanan. Melakukan pengepakan barang dan membuat dokumen packing list. Menyiapkan container untuk shipping. Menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk timbang dan muat ke dalam truk container.
i.        Melakukan pengiriman barang sebelum barang dibongkar  di gudang. Barang yang diterima langsung dikirimkan pada pelanggan.
j.        Pemesanan kembali jika stock sudah sampai batas minimum yang ditetapkan. (PPT Manajemen Logistik, Ary Subiyantoro).

3.      Manfaat Pergudangan
a.       Terjaganya kualitas dan kuantitas logistik dan peralatan.
b.      Tertatanya logistik dan peralatan.
c.       Peningkatan pelayanan pendistribusian.
d.      Tersedianya data dan informasi yang lebih akurat dan aktual.
e.       Kemudahan akses dalam pengendalian dan pengawasan.
f.       Tertib admnistrasi. (PPT Manajemen Logistik, Ary Subiyantoro).

4.      Operasi Pergudangan
Operasi gudang adalah kegiatan yang dilakukan oleh gudang dan lapangan penumpukan. Kegiatan tersebut terdiri dari :
a.       Penerimaan muatan di gudang ( receiving ), bertujuan untuk mendapatkan barang sesuai dengan pesanan atau kontrak.
b.      Penyimpanan barang ( storage ), bertujuan untuk menghindarkan barang dari kerusakan dan kehilangan sehingga siap diberikan kepada pemakainya jika diperlukan.
c.       Penyerahan barang ( delivery ), bertujuan untuk menjamin pengeluaran barang sesuai dengan permintaan pemakainya baik jenis maupun jumlahnya. (PPT Manajemen Logistik, Ary Subiyantoro).

5.      Prosedur Penerimaan, Penyimpanan, Pengawasan Persediaan, Pembukuan serta Inventarisasi Persediaan
a.       Prosedur penerimaan persediaan
Prosedur penerimaan persediaan dilakukan oleh fungsi penerimaan. Prosedur yang dilakukan oleh fungsi penerimaan yaitu :
1)      Memerika jenis, kualitas, dan mutu barang.
2)      Membuat laporan penerimaan.
3)      Melapor barang yang diterima ke manajer.
4)      Melapor barang yang diterima ke fungsi pengawasan.
b.      Prosedur penyimpanan persediaan
Yang bertugas pada tahap adalah bagian gudang. Prosesnya adalah sebagai berikut :
1)      Menerima laporan penerimaan barang.
2)      Memeriksa dan menghitung barang.
3)      Menandatangani laporan penerimaan barang.
4)      Meneruskan laporan ke bagian akuntansi.
c.       Prosedur pengawasan persediaan
1)      Perusahaan harus dapat mempertahankan suatu jumlah  persediaan ya optimal.
2)      Pengadaan dan Penyimpanan untuk memenuhi kebutuhan dalam kuantitas dan kualitas.
3)      Meminimumkan penanaman modal/investasi bahan.
4)      Terjaminnya barang yang diterima sesuai dengan spesifikasi pesanan pembelian.
5)      Terlindung dari pencurian, kerusakan dan kerusakan mutu.
6)      Dapat melayani produksi dengan bahan-bahan yang dibutuhkan pada waktu, tempat serta mencegah penyalahgunaan dan penyelewengan.
7)      Pencatatan persediaan yang akurat tentang barang masuk, keluar dan penggunaannya.
d.      Pembukuan dan investasi persediaan
1)      Proses pembukuan persediaan
Sistem pembukuan persediaan ada dua , yaitu :
a)      Sistem Persediaan Periodik (Periodic inventory system)
Pada sistem ini  perhitungan persediaan barang dagangan akan dilakukan pada akhir periode berjalan.
b)      Sistem Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory system)
Pada sistem pencatatan perpetual ini, perhitungan persediaan barang dagangan dilakukan setiap saat terjadi perubahan persediaan barang dagangan.
2)      Inventarisasi persediaan
Inventarisasi persediaan merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas seluruh persediaan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan guna mendukung proses pengendalian dan pengawasan persediaan, serta mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. (PPT Manajemen Logistik, Ary Subiyantoro).

2.      Hasil Kegiatan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Ibu Fransiska Ristinurani, kegiatan manajemen logistik di gudang obat Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut :
1.      Perencanaan
Perencanaan obat dilakukan untuk menetapkan jenis serta jumlah obat yang tepat, sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar termasuk obat program kesehatan yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan koordinasi dan keterpaduan dalam hal perencanaan kebutuhan obat sehingga dibentuk tim perencanaan obat terpadu.
Perencanaan obat terpadu didasarkan pada Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dari Puskesmas, kemudian RKO tersebut di rekap dan dikirimkan ke provinsi. Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dibuat satu tahun sebelumnya.
Proses perencanaan obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo melalui beberapa tahap sebagai berikut :
a.       Tahap perencanaan kebutuhan obat
Pengadaan obat diawali dengan perencanaan kebutuhan dimana kegiatan yang dilaukan adalah :
1)      Tahap pemilihan obat
2)      Tahap kompilasi pemakaian obat
3)      Tahap perhitungan kebutuhan obat, ada dua metode yaitu :
a)      Metode konsumsi, didasarkan atas analisa data konsumsi obat tahun sebelumnya.
b)      Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit.
4)      Tahap proyeksi kebutuhan obat
5)      Tahap penyesuaian rencana pengadaan obat
b.      Tahap koordinasi lintas program
Pengadaan obat untuk Pelayanan Kesehtan Dasar (PKD) dibiayai melalui berbagai sumber anggaran. Berbagai sumber anggaran yang membiayai pengadaan obat antara lain :
1)      Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokai Khusus (DAK)
2)      PAD/ APBD II
3)      Askes
4)      Program kesehatan
5)      Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
6)      Sumber-sumber lain

2.      Pengadaan
Pengadaan obat merupakan proses untuk penyediaan obat yang dibutuhkan di Unit Pelayanan Kesehatan. Pengadaan obat dilaksanakan oleh Tim Perencanaan Obat Kabupaten Terpadu. Tim Perencanaan Obat mengolah kembali RKO yang sudah dikirimkan ke pusat sudah sesuai atau belum, karena tidak semua penggunaan obat sama pada tahun sebelumnya.
Pengadaan obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo menggunakan metode E-Purchasing yaitu pembelian obat berdasarkan sistem Katalog Elektronik (E-Catalogue) dan pembayarannya dilakukan secara online. Selain metode E-Purchasing pengadaan obat juga dilakukan dengan cara penunjukan langsung atau pemilihan langsung untuk pengadaan obat skala kecil yang biayanya kurang dari 200 juta, apabila biaya pengadaan obat lebih dari 200 juta maka dilakukan lelang.

3.      Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta  gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Tujuan penyimpanan obat adalah untuk memelihara mutu obat, menghindari penyalahgunaan dan penggunaan yang salah, menjaga kelangsungan persediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan.
Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo disimpan di dalam gudang dengan menggunakan sistem alfabetis dan sistem FIFO (First In First Out), dan suhu gudang diatur sesuai dengan peraturan suhu yang telah ditetapkan.

4.      Pendistribusian
Distribusi obat dilakukan agar persediaan jenis dan jumlah yang cukup sekaligus menghindari kekosongan dan menumpuknya persediaan serta mempertahankan tingkat persediaan obat.
Distribusi obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo didasarkan pada permintaan dari Puskesmas. Biasanya Puskesmas meminta obat setiap dua bulan sekali dengan memperhitungkan ketersediaan obat di Puskesmas cukup untuk dua bulan ke depan. Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo mendistribusikan obat setiap dua bulan sekali dan dilakukan pada bulan ganjil.

5.      Pengendalian/ Pengawasan
Pengendalian/ pengawasan obat yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo yaitu berdasarkan LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) atau Surat Permintaan Obat yang ada, kemudian mengecek ketersediaan obat melalui data di dalam komputer.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo membuat sistem penjatahan obat untuk setiap Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo. Dengan begitu ketersediaan obat lebih terkendali karena setiap Puskesmas sudah memiliki jatah obat masing-masing.

6.      Pemusnahan/ Penghapusan
Obat-obat yang sudah kadaluarsa dan rusak dicatat, kemudian dikumpulkan dan disimpan di dalam gudang khusus obat kadaluarsa selama satu tahun. Setelah itu, pegawai melaporkan kepada Kepala Dinas dan kemudian Kepala Dinas melapor kepada Bupati untuk meminta izin melakukan penghapusan obat kadaluarsa. Penghapusan/ pemusnahan obat kadaluarsa dlakukan oleh pihak ketiga.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Manajemen logistik merupakan pengelolaan proses perencanaan ( planning ), pelaksanaan ( implementing ) dan pengendalian ( controlling ) yang efisien dan efektif dari aliran / pemindahan ( flow / movement ) dan penyimpanan (storage) bahan baku ( raw materials ), in-process inventory, finished goods serta aliran informasi mulai dari titik awal darimana bahan baku didatangkan sampai titik akhir konsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Manajemen gudang adalah suatu tatanan untuk mengelola pergudangan dan pendistribusian barang-barang agar barang tersimpan tetap dalam keadaan baik dan didistribusikan kepada para peminta pada waktu, spesifikasi dan jumlah yang tepat.
Kegiatan manajemen logistik di gudang obat Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut :
1.      Perencanaan
Perencanaan obat terpadu didasarkan pada Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dari Puskesmas, kemudian RKO tersebut direkap dan dikirimkan ke provinsi. Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dibuat satu tahun sebelumnya.
2.      Pengadaan
Pengadaan obat dilaksanakan oleh Tim Perencanaan Obat Kabupaten Terpadu. Tim Perencanaan Obat mengolah kembali RKO yang sudah dikirimkan ke pusat sudah sesuai atau belum, karena tidak semua penggunaan obat sama pada tahun sebelumnya.
Pengadaan obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo menggunakan metode E-Purchasing yaitu pembelian obat berdasarkan sistem Katalog Elektronik (E-Catalogue) dan pembayarannya dilakukan secara online. Selain metode E-Purchasing pengadaan obat juga dilakukan dengan cara penunjukan langsung atau pemilihan langsung untuk pengadaan obat skala kecil yang biayanya kurang dari 200 juta, apabila biaya pengadaan obat lebih dari 200 juta maka dilakukan lelang.
3.      Penyimpanan
Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo disimpan di dalam gudang dengan menggunakan sistem alfabetis dan sistem FIFO (First In First Out), dan suhu gudang diatur sesuai dengan peraturan suhu yang telah ditetapkan.
4.      Pendistribusian
Distribusi obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo didasarkan pada permintaan dari Puskesmas. Biasanya Puskesmas meminta obat setiap dua bulan sekali dengan memperhitungkan ketersediaan obat di Puskesmas cukup untuk dua bulan ke depan. Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo mendistribusikan obat setiap dua bulan sekali dan dilakukan pada bulan ganjil.
5.      Pengendalian/ Pengawasan
Pengendalian/ pengawasan obat yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo yaitu berdasarkan LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) atau Surat Permintaan Obat yang ada, kemudian mengecek ketersediaan obat melalui data di dalam komputer.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo membuat sistem penjatahan obat untuk setiap Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo. Dengan begitu ketersediaan obat lebih terkendali karena setiap Puskesmas sudah memiliki jatah obat masing-masing.
6.      Pemusnahan/ Penghapusan
Obat-obat yang sudah kadaluarsa dan rusak dicatat, kemudian dikumpulkan dan disimpan di dalam gudang khusus obat kadaluarsa selama satu tahun. Setelah itu, pegawai melaporkan kepada Kepala Dinas dan kemudian Kepala Dinas melapor kepada Bupati untuk meminta izin melakukan penghapusan obat kadaluarsa. Penghapusan/ pemusnahan obat kadaluarsa dlakukan oleh pihak ketiga.

B.     Saran
Alangkah baiknya jika penyimpanan obat yang kadaluarsa/ rusak jangka waktunya dikurangi lagi, karena jika penyimpanan obat kadaluarsa harus menunggu satu tahun untuk dimusnahkan bisa saja keadaan obat akan lebih parah, dan selain itu akan menimbulkan penumpukan obat yang kadaluarsa/ rusak sehingga membutuhkan ruang yang lebih besar.  










DAFTAR PUSTAKA

Ary Subiyantoro.Power Point Manajemen Logistik
Fransiska Ristinurani interview.2017.”Manajemen Pengadaan Obat di Dinas Kesehatan Kulon Progo”.Kulon Progo
Naila Suhada Masuku.”Pengadaan Obat di Gudang Farmasi”.nailasuhada-m.blogspot.in.Diakses tanggal 13 Juli 2017
dinkes.kulonprogokab.go.id



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Daftar Klasifikasi Arsip Sistem Subjek

Makalah Perilaku Organisasi

Contoh Surat Pengunduran Diri