Makalah Perilaku Organisasi
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah Perilaku
Organisasi dengan judul Kepribadian yang Mendukung Keberhasilan Organisasi.
Makalah
ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir
kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Yogyakarta,
24 Juli 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR
ISI................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A.
Latar Belakang......................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C.
Tujuan....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A.
Pengertian Perilaku Organisasi................................................................................. 3
B.
Perilaku Manusia...................................................................................................... 5
C.
Tipe-Tipe Kepribadian Manusia............................................................................... 7
D. Kepribadian
Utama yang Mempengaruhi Keberhasilan Organisasi......................... 10
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 12
Kesimpulan..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perilaku organisasi hakikatnya adalah
hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya. Oleh karena
itu, untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu
individu-individu sebagai pendukung kegiatan organisasi tersebut.
Ilmu perilaku organisasi tidak dapat
terlepas dari ilmu tentang sifat-sifat manusia. Individu manusia akan membawa
sifat-sifat yang dimiliki ke dalam organisasi, kemampuan diri, kepercayaan
pribadi, pengharapan, pemenuhan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya,.
Semuanya akan dibawa oleh individu saat memasuki lingkungan baru, yaitu
organsasi.
Dalam sebuah organisasi, apapun kegiatan
yang dilakukan, menghasilkan produk atau memberikan pelayanan berupa jasa, mempunyai
tujuan yang akan dicapai. Keberhasilan dalam mencapai tujuan yang akan dicapai
dalam sebuah organisasi banyak aspek yang saling terkait dan saling
mempengaruhi antara satu aspek dengan aspek lainnya, salah satu aspek yang
mempengaruhi dalam mencapai tujuan sebuah organisasi adalah adanya tingkah laku
manusia di dalam sebuah organisasi.
Dengan mempelajari ilmu perilaku
organisasi diharapkan sebagai seorang individu yang terlibat dalam sebuah
organisasi mempunyai perilaku dan kepribadian yang baik dan benar sesuai dengan
peraturan dan norma yang ada.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian perilaku organisasi ?
2. Bagaiman
perilaku manusia di dalam organisasi ?
3. Apa
saja tipe-tipe kepribadian manusia ?
4. Apa
saja kepribadian utama yang mempengaruhi keberhasilan organisasi ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan ditulisnya makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi, selain itu juga untuk
menambah pengetahuan tentang :
1. Pengertian
perilaku organisasi.
2. Perilaku
manusia di dalam organisasi.
3. Tipe-tipe
kepribadian manusia.
4. Kepribadian
utama yang mempengaruhi keberhasilan organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perilaku Organisasi
Menurut Kelly (1974), diambil dari
Susatyo Herlambang (2017 : 2), merumuskan perilaku organisasi adalah sebagai
suatu sistem studi dari sifat organisasi, misalnya : Bagaimana organisasi
dimulai, tumbuh, dan berkembang, dan bagaimana pengaruhnya terhadap
anggota-anggota sebagai individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi
lainnya dan institusi-institusi yang
lebih besar.
Menurut Cummings (1978), diambil dari
Susatyo Herlambang (2017 : 2), memberikan suatu analisis perbedaan antara
perilaku organisasi dengan ilmu lain yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku
organisasi, yaitu :
1. Perbedaan
antara Perilaku Organisasi dengan Psikologi Organisasi, adalah : Psikologi
organisasi membatasi penjelasannya pada tingkat psikologi saja, akan tetapi
Perilaku Organisasi menjelaskan multi disiplin ilmu. Kesamaan keduanya adalah
kedua bidang tersebut menjelaskan perilaku orang-orang di dalam sebuah organisasi.
2. Perbedaan
antara Perilaku Organisasi dengan Teori Organisasi, adalah : Perilaku
organisasi dirumuskan sebagai suatu studi dari tingkah laku individu dan
kelompok di dalam suatu organisasi dan penerapan dari ilmu pengetahuan
tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses, dan
hasil-hasil dari organisasi itu sendiri.
3. Perbedaan
antara Perilaku Organisasi dengan Human
Resources adalah : Perilaku organisasi lebih menekankan pada orientasi
konsep, sedangkan Human Resources menekankan
pada teknik dan teknologi, menekankan pada sistem pengangkatan, pengembangan,
dan motivasi dari individu-individu di dalam suatu organsasi. Kesamaan keduanya
adalah reaksi-reaksi yang mengarahkan pada efektifitas kegiatan suatu
organisasi.
Menurut Duncan (1981), diambil dari
Susatyo Herlambang (2017 : 3), perilaku organsasi adalah bidang baru dari ilmu
tingkah laku yang dikembangkan dengan titik perhatiannya pada pemahaman
perilaku manusia di dalam suatu organisasi yang sedang berproses. Definisi
tentang perilaku organisasi selalu berawal dari perilaku manusia dan lebih
banyak menekankan pada aspek-aspek psikologi dari tingkah laku individu,
aspek-aspek lain yang perlu dipertimbangkan dalam memepelajari ilmu perilaku
organsasi, dijelaskan oleh Duncan, antara lain :
1. Studi
perilaku organisasi termasuk di dalamnya
bagian-bagian yang sesuai dengan semua ilmu tingkah laku yang berusaha
menjelaskan tindakan-tindakan manusia di dalam organisasi. Oleh karena itu,
sejak uang salah satu bagian dari alasan orang untuk mencari pekerjaan, maka
aspek ekonomi juga relevan terhadap ilmu perilaku organisasi. Sejak tingkah
laku orang dipengaruhi oleh perfomance-nya, maka psikologi juga relevan dalam ilmu perilaku organisasi. Ilmu sosiologi juga
relevan terhadap ilmu perilaku organisasi yang
bisa menjelaskan tentang pengaruh kelompok terhadap tingkah laku
individu.
2. Perilaku
organisasi sebagaimana sebuah disiplin ilmu, menjelaskan tentang individu
dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggung jawab
untuk pelaksanaannya, oleh karena itu ilmu perilaku organisasi memperhitungkan
juga pengaruh struktur organisasi terhadap perilaku individu.
3. Meskipun
perilaku individu mempunyai keunikan, namun perilaku organisasi masih
memusatkan pada kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa seluruh tugas pekerjaan
bisa dijalankan sehingga ilmu perilaku organisasi mengusulkan beberapa cara
agar usaha individu bisa terkoordinasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Dari beberapa pengertian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi adalah secara langsung berhubungan
dengan pengertian, ramalan, dan pengendalian terhadap tingkah laku orang-orang
di dalam suatu organisasi, dan bagaimana perilaku orang-orang tersebut
mempengaruhi usaha-usaha pencapaian tujuan organisasi, ilmu perilaku organisasi
adalah ilmu interdisipliner dengan menitikberatkan pada psikologi sosial.
B.
Perilaku
Manusia
Menurut Thoha (2012), diambil dari
Susatyo Herlambang (2017 : 15), ada beberapa prinsip dasar perilaku manusia,
sebagai berikut :
1. Manusia
berbeda perilakunya, karena memiliki kemampuan yang tidak sama.
Perbedaan
kemampuan ini ada yang berpendapat karena sejak lahir manusia diciptakan tidak
sam kemampuannya, tetapi ada yang beranggapan bukan disebabkan sejak lahir,
melainkan karena perbedaan penyerapan informasi.
Ada
yang berpendapat perbedaan kemapuan disebabkan karena kurangnya pendidikan dan
pelatihan , ada yang beranggapan disebabkan kombinasi dari ketiganya.
Ada
yang mempunyai pendapat dan banyak yang membenarkan tentang peranan IQ (intelegency quotient), EQ (emotional quotient), SQ (spiritual quotient), yang mempengaruhi
perilaku seseorang yang mempengaruhi tingkat keberhasilan seseorang bekerja
sama di dalam suatu organisasi.
2. Manusia
mempunyai kebutuhan yang berbeda.
Para
ahli perilaku secara umum sering membicarakan bahwa manusia berperilaku karena
didorong oleh serangkaian kebutuhan dalam dirinya. Kebutuhan ini yang
menyebabkan seseorang berbuat untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan.
3. Orang
berpikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak
mewujudkannya.
Dengan
kemajuan dunia yang semakin canggih dan mengglobal, banyak peluang-peluang emas
muncul, yang memungkinkan impian menjadi kenyataan, bahkan untuk menghasilkan
hal yang besar manusia harus berpikir besar pula, maka impian harus digali dan
dikembangkan di dalam diri.
4. Seseorang
memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan
kebutuhannya.
Memahami
lingkungan adalah sebuah proses yang dilakukan oleh manusia aktif di dalam
hidupnya. Proses yang aktif ini melibatkan seorang individu manusia, menilai
dirinya, mengevaluasi apa yang telah dialaminya, dan apa yang sedang
dialaminya.
Perilaku manusia dalam sebuah organisasi
dipengaruhi oleh motivasi indvidu, motivasi yang paling kuat dalam
menggerakkanperilaku manusia dalam organisasi adalah kekuatan impian dari
seorang individu.
Banyak orang yang salah memebedakan
antara keinginan, kebutuhan, dan impian. Keinginan dapat berdimensi jauh
kedepan tetapi hanya bersifat sementara,
tidak mendesak dan tidak mempunyai kekuatan emosional yang besar untuk
mewujudkannya. Kebutuhan bersifat mendesak dan mempunyai kekuatan emosional
yang besar untuk mewujudkannya, tetapi tidak berdimensi jauh, sehingga hasilnya
pun tidak jauh, hanya menjangakau kebutuhan-kebutuhan jangka pendek yang
mendesak saja. Impian mempunyai dimensi jauh ke depan dan mempunyai kekuatan
emosional yang besar untuk mewujudkannya, impian bersifat sangat emosional,
impian yang kuat tumbuh dari benih cint, baik cinta akan dirinya maupun orang
lain seperti keluarga, anak dan sebagainya.
C.
Tipe-Tipe
Kepribadian Manusia
Dalam bahasa inggris istilah untuk
kepribadian adalah personality.
Istilah ini berasal dari sebuah kata lain persona
yang berarti topeng perlengkapan yang selalu dipakai dalam pentas drama
Yunani kuno. Istilah ini kemudian dipakai oleh orang-orang Roma dan
mengartikannya sebagai seorang yang nampak di hadapan orang lain. Hal ini
mengandung arti bahwa kepribadian bukanlah diri orang yang terlihat
sesugguhnya. Atau setiap orang “bertopeng” dalam berinteraksi dengan orang
lain.
Kepribadian manusia dapat dipelajari
berdasarkan tipe-tipe kepribadian manusia. Beberapa ahli telah mengelompokkan
tipe-tipe kepribadian manusia berdasarkan tipologinya, antara lain :
1. Tipe
kepribadian Sanguinis, Kholeris, Melankolis, dan Phlegmatis.
Tipe-tipe
kepribadian ini dilakukan oleh Hipocrates pada tahun 460-377 Sebelum Masehi,
Beliau adalah seorang bapak Ilmu Kedokteran pada abad ke IV Sebelum Masehi,
yang mengelompokkan tipe kepribadian manusia berdasarkan cairan-cairan tubuh
yang mempengaruhi temperamen seseorang.
a. Kelebihan
tipe kepribadian
1) Sanguinis
a) Suasana
perasaan penuh harapan.
b) Segala
sesuatu pada suatu waktu dipandang penting.
c) Senang
menolong orang lain.
d) Pergaulan
peramah dan periang.
e) Bukan
tipe penakut.
f) Seorang
tipe penghibur.
2) Kholeris
a) Bukan
tipe pendendam.
b) Tindakannya
cepat, tetapi tidak konstan.
c) Selalu
sibuk, tetapi lebih suka memerintah daripada mengerakan sendiri.
d) Selalu
mengejar kehormatan.
e) Suka
sibuk dimata orang banyak.
f) Suka
dipuji secara terang-terangan.
g) Suka
pada suasana formal.
h) Selalu
berpakaian rapi.
i)
Suka bermurah hati dan melindungi.
3) Melankolis
a) Selalu
menepati janji.
b) Setia
kepada komitmen.
c) Pantang
menyerah.
d) Takut
membuat sebuah kesalahan.
4) Phlegmati
a) Tidak
mudah marah.
b) Damai.
c) Mudah
mendinginkan suasana panas.
d) Cocok
untuk tugas penelitian dan keagamaan.
b. Kekurangan
tipe kepribadian
1) Sanguinis
a) Kalau
bersalah sukar bertaubat.
b) Mudah
menyesal dan mudah lenyap penyesalnnya.
c) Mudah
bosan.
d) Menyukai
hiburan atau sukanya hanya bersenang-senang.
2) Kholeris
a) Sering
membuat orang lain sakit hati karena ucapnnya.
b) Orang
merasa jadi bawahannya.
c) Mendominasi
dalam kelompoknya.
d) Sulit
diatur oleh orang lain yang tidak ada hubungan emosionalnya.
3) Melankolis
a) Orang
yang penuh denga kebimbangan.
b) Orang
yang penuh dengan keragu-raguan.
c) Orang
yang penuh dengan prasangka negative.
d) Fokusnya
pada kesulitan bukan mencari solusinya.
e) Kurang
dapat melihat kesenangan orang lain.
f) Kurang
percaya dengan orang lain.
4) Phlegmatis
a) Bekerjanya
lambat.
b) Cenderung
mudah mengantuk.
c) Mudah
bosan.
d) Terlihat
seperti seorang pemalas.
2. Tipe
Introvert dan Ekstrovert
Pendekatan
tipologi yang saat ini banyak dipergunakan dan sangat sederhana adalah tipologi
kepribadian manusia Introvert dan Ekstrovert yang mula-mula dikembangkan
oleh Carl Gustav Jung (1875-1961), mengatakan bahwa kepribadian manusia dapat
dibagi menjadi dua kecenderungan ekstrim berdasarkan reaksi individu terhadap
pengalaman dalam hidupnya, yaitu :
a. Kepribadian
Introvert
Seseorang yang menarik
diri dan tenggelam dalam pengalaman-pengalaman batinnya sendiri. Orang yang
mempunyai kecenderungan ini biasanya terlihat tertutup, tidak terlalu
memperhatikan orang lain, dan agak pendiam.
b. Kepribadian
Ekstrovert
Seseorang yang membuka
diri dalam kontak dengan orang-orang, peristiwa-peristiwa, dan benda-benda di
sekitarnya. Terlihat tidak tertutup, berbicara ceplas-ceplos, memperhatikan
orang lain dan lingkungan dimana dia berada.
D.
Kepribadian
Utama yang Mempengaruhi Keberhasilan Organisasi
1. Evaluasi
inti diri
Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu
menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri
mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak
berdaya atas lingkungan mereka. Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan
oleh dua elemen utama: harga diri dan lokus kendali. Harga diri didefinisikan
sebagai tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana individu
menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia.
2. Machiavellianisme
Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang
individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih
penting daripada proses. Karakteristik kepribadian Machiavellianisme berasal
dari nama Niccolo Machiavelli, penulis pada abad keenam belas yang menulis
tentang cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan.
3. Narsisisme
Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan,
mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan
berlebih, dan mengutamakan diri sendiri. Sebuah penelitian mengungkap bahwa
ketika individu narsisis berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik bila
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka
sebagai pemimpin yang lebih buruk. Individu narsisis seringkali ingin
mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka
sehingga individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar
kepada individu yang mengancam mereka. Individu narsisis juga cenderung egois
dan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain
untuk keuntungannya.
4. Pemantauan
diri
Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk
menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional eksternal. Individu dengan
tingkat pemantauan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan yang sangat baik
dalam menyesuaikan perilaku dengan faktor-faktor situasional eksternal. Bukti
menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi cenderung
lebih memerhatikan perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan diri bila
dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan diri yang rendah.
5. Kepribadian
tipe A
Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara
agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu
yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal
lain.
6. Kepribadian
proaktif
Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung
oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai
perubahan yang berarti. Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif daalam
lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa perilaku organisasi adalah secara
langsung berhubungan dengan pengertian, ramalan, dan pengendalian terhadap
tingkah laku orang-orang di dalam suatu organisasi, dan bagaimana perilaku
orang-orang tersebut mempengaruhi usaha-usaha pencapaian tujuan organisasi,
ilmu perilaku organisasi adalah ilmu interdisipliner dengan menitikberatkan
pada psikologi sosial.
Perilaku
manusia dalam sebuah organisasi dipengaruhi oleh motivasi indvidu, motivasi
yang paling kuat dalam menggerakkanperilaku manusia dalam organisasi adalah
kekuatan impian dari seorang individu.
Kepribadian
utama yang mempengaruhi keberhasilan organisasi adalah sebagai berikut :
1. Evaluasi
inti diri
2. Machiavellianisme
3. Narsisisme
4. Pemantauan
diri
5. Kepribadian
tipe A
6. Kepribadian
proaktif
Besar kecilnya suatu keberhasilan atau
kesuksesan ditentukan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah factor
kepribadian. Di samping itu kita dapat ”melihat ke dalam” diri kita, dan
pribadi seperti apa yang telah kita miliki. Selalu masih ada waktu dan
kesempatan untuk membangun dan menunjukkan keperibadian yang menyenangkan untuk
diri sendiri dan juga orang lain, apabila kita merasa belum sepenuhnya berhasil
membangunnya untuk keberhasilan diri yang kita ingingkan itu.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar